Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


BTN, Motor Penggerak SEJUTA RUMAH

    BTN, Motor Penggerak SEJUTA RUMAH
    BTN, Motor Penggerak SEJUTA RUMAH

    Program sejuta rumah yang ditargetkan Pemerintahan Jokowi – JK menjadi angin segar bagi pemenuhan kebutuhan hunian. Secara nasional backlog perumahan masih dikisaran 15 juta. Program sejuta rumah tersebut merupakan upaya pemerintah mengejar kekurangan yang terjadi. Dalam usaha tersebut perlu kerjasama yang baik antar pemangku kepentingan. Menurut Ahmad Fatoni, Branch Manager, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, kantor Cabang Yogyakarta, untuk dapat mencapai target tersebut perlu kerjasama yang baik antara pemerintah, developer sebagai penyuplai rumah, dan perbankan sebagai penyedia jasa pembiayaan. “Demand-nya masih banyak, terutama yang rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Nah untuk mencapai volume segitu ya memang harus diperbanyak untuk pembangunan rumah dengan harga yang terjangkau”, terangnya.

    Bank BTN, dikatakannya, sebagai perbankan yang sudah terbukti dalam penyaluran kredit perumahan tidak perlu diragukan lagi kehadirannya. “Kami siap menjadi salah satu motor penggerak dalam usaha program sejuta rumah ini. Kami bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pengalaman kami dalam menyalurkan hampir 97 % dana FLPP kami siap mensukseskan program ini”, katanya semangat. Diimbuhkan Fatoni, pihaknya saat ini mentargetkan penyaluran kurang lebih 9000 unit rumah baik itu untuk MBR dan non-MBR. “Keterbatasan suplai menjadi perlambatan penyerapan target tersebut. Saat ini baru terserap 10 % – 15 % nya. Masih cukup jauh”, imbuhnya.

    Dia menjelaskan, rumah yang ditawarkan dalam program sejuta rumah tersebut saat ini lebih fokus pada hunian tipe 36 atau rumah sederhana. “Kembali lagi kalau kita mengejar volume unit, memang selayaknya kita lebih banyak menyasar ke kalangan MBR. Karena permintaannya lebih besar. Dari satu juta rumah, enam ratus ribu sendiri untuk kalangan MBR. BTN akan menggandeng pihak developer untuk merancang dan melaksanakan pembangunannya. Sementara pembiayaan pembangunan akan dibantu BTN,” jelasnya.

    Untuk mensukseskan program tersebut Bank BTN menggulirkan program FLPP dengan gimick uang muka 1%, dengan suku bunga 5%, dan jangka waktu hingga 20 tahun. “Karena kita mengejar volume unit maka kita prioritaskan kepada PNS, TNI, POLRI, dan tenaga kerja peserta BPJS Ketenagakerjaan terlebih dahulu. Tentu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku”, terangnya. Salah satu syaratnya, ditambahkannya, peserta yang mengajukan fasilitas tersebut harus belum pernah memiliki rumah, dan berpenghasilan tidak boleh lebih dari 4 juta.

    Selain itu beberapa persyaratan dokumen yang harus di penuhi oleh pemohon antara lain, adalah;
    • Form aplikasi kredit dilengkapi dengan pas foto terbaru pemohon dan pasangan
    • Fotocopy KTP pemohon dan pasangan, fotocopy Kartu Keluarga, fotocopy Surat Nikah/cerai
    • Slip gaji terakhir/surat keterangan penghasilan, Fotocopy SK Pengangkatan Pegawai Tetap/Surat Keterangan Kerja
    • Fotocopy NPWP
    • Fotocopy Rekening Koran/Tabungan 3 bulan terakhir
    • Surat Pernyataan belum memiliki rumah dari pemohon dan pasangan
    • Surat Pernyataan belum pernah menerima subsidi rumah dari pemerintah yang dibuat pemohon dan pasangan

    Bagi pemohon dari kalangan PNS, bank BTN bekerjasama dengan Bapertarum-PNS untuk memberikan fasilitas kemudahan berupa Bantuan Tabungan Perumahan atau Tambahan Uang Muka Perumahan. Bantuan Tabungan Perumahan (BTP) merupakan bantuan dana yang tidak dikembalikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan uang muka rumah melalui KPR BTN. Tambahan Bantuan Uang Muka (TBUM) merupakan fasilitas pinjaman uang muka untuk pembelian rumah melalui KPR BTN dengan suku bunga sebesar 6% - 7% dan jangka waktu sampai dengan 26 tahun atau tidak melebihi maksimal jangka waktu KPR BTN. Besaran bantuan tersebut tergantung dari golongan PNS.

    Di wilayah Jogja sendiri, dituturkan, pihaknya telah berkoordinasi dan mensosialisasikan program tersebut ke seluruh pemerintahan Kabupaten dan Kotamadya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. “Kita sudah presentasikan, karena demand-nya masih banyak, potensinya mencapai 2200 yang belum memiliki rumah. Tetapi memang terkendala di suplai, karena harga dasar tanah yang sudah cukup tinggi”, tuturnya. Peran pemerintah juga kita harapkan secara nyata dalam pembangunan infrastruktur pendukung di sekitarnya. Selain itu untuk hal perijinan, sebaiknya juga dipermudah Menurutnya, untuk penyaluran program sejuta rumah tersebut di Jogja hanya bisa di pinggiran kota. Ketetapan harga rumah untuk FLPP hanya sebesar 110 juta berbenturan dengan harga dasar tanah di Jogja yang sudah tinggi. “Besar kemungkinan realisasi tersebut di kabupaten Gunungkidul, KulonProgo, dan beberapa kecamatan di Kabupaten Bantul. Lahan masih cukup luas, dan harga masih cukup terjangkau. Kalau mau di kota Jogja, atau di Sleman kemungkinan cukup sulit”, ungkapnya. Ditambahkannya, “Saat ini yang sudah ada progress-nya di Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo, di tahun ini ada sekitar 400 unit yang sedang dalam proses. Masih sedikit pengembang yang tertarik untuk menyediakan rumah FLPP tersebut, di Jogja baru ada sekitar 6 pengembang yang bekerjasama dan siap membangun perumahan bersubsidi tersebut,”tutupnya. Greg – red

    Bank BTN
    Kantor Cabang Yogyakarta
    Jl Jend. Sudirman No. 71, Yogyakarta 55223
    Telp : (0274) 589898
    Fax. : (0274) 561289
    www.btnproperti.co.id

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain