Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Gaya Inspirasi Minimalis di Rumah Tropis

    Inspirasi Minimalis di Rumah Tropis
    Inspirasi Minimalis di Rumah Tropis
    Inspirasi Minimalis di Rumah Tropis
    Inspirasi Minimalis di Rumah Tropis
    Inspirasi Minimalis di Rumah Tropis

    Rumah tropis sangat cocok dikembangkan di wilayah Indonesia yang memiliki iklim tropis. Rumah tropis sendiri merupakan rumah yang elemen-elemennya dirancang dan disesuaikan dengan iklim yang ada. Rumah tropis akan mengoptimalkan potensi iklim tropis dan akan meminimalkan dampak iklim tropis. Pada daerah yang beriklim tropis, penyinaran matahari berlangsung secara terus-menerus setiap harinya sehingga sinar matahari inilah yang menjadi potensi melimpah dan dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembentukan rumah yang nyaman.

    Rumah tropis inilah yang coba dikembangkan oleh Lies Rukmini Ambarsasi dalam membentuk rumahnya yang berlokasi di Perum Wirosaban Barat II, Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta. “Konsep rumah saya golongkan ke konsep rumah tropis dengan memanfaatkan unsur-unsur alam di dalam hunian saya. Seperti taman yang saya buat di bagian depan rumah dan di belakang rumah, juga furniture secara keseluruhan memanfaatkan bahan kayu,” terang Lies panggilan akrabnya.

    Tampak fasade, hunian ini banyak dihiasi berbagai tanaman hijau baik yang ditanam di tanah maupun di dalam pot-pot, hal tersebut merupakan ciri dari hunian tropis. Unsur batu alam pada bagian pagar rumah dan di area taman menghadirkan kesan natural dan eksotis. Pewarnaan pada dinding fasad, yakni warna putih dipadukan dengan warna kayu cokelat semakin menguatkan pertanda ketropisan hunian tersebut. Desain fasad tersebut tidak hanya menampilkan rumah dengan unsur alam namun juga memberikan kesan yang modern.

    Melangkahkan kaki lebih ke dalam, terdapat kursi dan meja kayu di teras depan yang simpel dan terkesan natural. Pemilihan lantai keramik berwarna orange memberikan kesan elegan di area teras. Permainan jendela kaca dan ornament berbentuk kotak-kotak pada dinding teras depan berfungsi sebagai ventilasi udara. Ruang tamu yang cukup simpel dengan permainan kursi kayu dipadukan dengan sofa warna cokelat lengkap dengan hiasan bantal berbahan kain perca semakin mempertegas kesan ketropisan hunian tersebut. Masih di ruang tamu, permainan jendela kaca difungsikan agar pencahayaan yang masuk ke dalam rumah seimbang dan pas. Jendela kaca dengan gorden warna putih dan warna cokelat tersebut tampil apik dengan dinding yang berwarna putih. Di salah satu sudut juga terdapat tanaman anggrek bulan yang elegan. Hiasan dinding kaligrafi berbahan kayu eboni tampil menawan di sudut dinding atas.

    Masuk lebih dalam, terdapat anak tangga menuju ke area living room. Rumah minimalis tropis tersebut memanfaatkan tata letak ruang split level. Dimana ada beberapa tingkatan di dalam ruang. Kesan tiga lantai akan didapati setelah masuk lebih dalam. Lantai pertama dimanfaatkan untuk area ruang tamu, lantai dua untuk kamar anak dan ruang keluarga, serta lantai tiga yang semakin menurun dimanfaatkan untuk ruang yang lebih private.

    Ruang hobi dan ruang kerja, berada di atas area living room dengan material kayu. “Rumah ini memiliki plafon yang tinggi, lalu saya coba untuk menambahkan dak dari kayu bengkirai dengan tujuan memanfaatkan ruang,” tambah Lies yang memiliki hobi berkebun sejak muda. Ruang hobi yang unik tersebut didesain sendiri oleh sang pemilik rumah untuk memanfaatkan fungsi ruang yang proporsional. Dengan memanfaatkan bahan kayu, area tersebut juga memiliki fungsi sebagai penguat struktur rumah. Karpet lengkap dengan bantal dan alat musik seperti gitar, memberikan kesan fungsional area tersebut. Alat elektronik ditaruh di atas kabinet meja kecil berbahan kayu. Terdapat juga set ruang yang difungsikan untuk beristirahat saat lelah bekerja. Beberapa koleksi komik dan buku-buku turut hadir untuk menambah aktivitas membaca di ruang tersebut.

    Area living room tak kalah uniknya, dimana di sekeliling area tersebut terdapat pagar berbahan kayu berwarna cokelat sehingga ruang yang kecil tersebut terkesan lebih hangat. TV flat dan karpet warna merah lengkap dengan hiasan bantal akan menimbulkan kesan santai di area tersebut. Menuruni anak tangga lagi, sampailah pada ruang makan keluarga yang simpel namun terkesan hangat. Meja kayu dilapisi kaca dan kursi kayu tampil rapi dengan hiasan buah-buahan. Background foto pernikahan dari anak sulung pemilik rumah mewarnai ruang makan yang hangat.

    Rumah yang telah ditempati sejak tahun 2003 tersebut memanfaatkan ruang bawah tangga sebagai area koleksi barang-barang unik dari sang pemilik rumah. Beberapa kerajinan ditampilkan dengan menggunakan rak kayu yang ditata rapi. Hiasan seperti guci-guci keramik, kerajinan rumah khas Toraja, dan kerajinan mutiara laut dibungkus dengan frame plastik. “Dulu koleksi kerajinan-kerajinan keramik banyak, namun semenjak gempa melanda daerah Bantul banyak yang pecah dan hanya tersisa sebagian,” jelas Lies.

    Pada sudut ruang makan terdapat area mini bar yang memiliki desain eksotis. Meja kayu memanjang dengan kursi-kursi kayu dengan bentuk tinggi tampil apik di ruang tersebut. Lantai yang sengaja didesain berbeda menandakan fungsi ruang yang juga berbeda. Beberapa hiasan seperti piring-piring yang menempel di dinding dan beberapa guci-guci yang terbuat dari tanah ditampilkan untuk membuat suasana semakin ramai.

    Tampak taman luar melalui jendela kaca persegi panjang semakin terkesan nyaman ketika menikmati sarapan di pagi hari atau menikmati secangkir minuman hangat di sore hari. Jendela kaca multifungsi tersebut diterapkan agar pencahayaan dari luar terealisasi dengan baik. “Jendela kaca tersebut model knockdown atau dapat dilepas. Terkadang jika ada acara arisan atau kumpul keluarga besar saya lepas agar dapat terkoneksi ke area dalam rumah,” ungkap ibu dari Lutfi Medyasasi dan Gita Surya Wardhani. Area dapur ditempatkan di sekitar ruang makan dan mini bar, konsep dapur simpel modern memiliki pemilihan warna merah jambu yang tampil sepadan dengan set lemari kayu untuk menaruh perkakas dapur.

    Secara keseluruhan hunian yang memiliki luas tanah ± 190 m² dan luas bangunan ± 175 m² tersebut tidak memiliki sekat dan terdiri dari dua zona, yakni rumah dan paviliun. Area belakang difungsikan sebagai area taman dan paviliun. Paviliun tersebut sudah ada sejak berdirinya rumah tinggal tersebut. “Saya terinspirasi dari sebuah majalah dan saya langsung mengaplikasikannya ke hunian saya. Nyatanya asyik juga memiliki paviliun di dalam rumah, karena jika ada tamu atau saudara yang menginap bisa memanfaatkan ruang tersebut,” kata Lies sembari menunjukkan paviliunnya.

    Pavilium tersebut memiliki furnitur yang santai dengan pemandangan taman terbuka. Konsep ini menguatkan konsep hunian tropis yang diusung sang pemilik rumah. Selain taman terdapat juga kolam ikan koi lengkap dengan hiasan air mancur yang terbuat dari batu alam. Furniture meja kayu dan kursi kayu tertata apik menghadap ke kolam dan taman belakang. Di sampingnya terdapat beberapa tanaman bunga anggrek yang sedang berbunga indah.

    “Area taman belakang, anak bungsu saya yang mendesain, kebetulan ia lulusan arsitek di salah satu Universitas di Yogyakarta. Area ini adalah tempat favorit saya menghabiskan waktu santai di pagi hari atau di sore hari,” ungkap ibu dua anak tersebut.

    Terdapat empat kamar di rumah ini, dua kamar anak, satu kamar utama dan satu kamar pembantu. Kamar utama memiliki konsep interior yang romantis dengan pemilihan warna merah muda. Tempat tidur terbuat dari kayu jati tampil serasi dengan bed cover warna ungu. Beberapa furniture seperti lemari jati, dan cabinet televisi serta meja rias turut hadir menambah kesan nyaman saat beristirahat. Desain kamar mandi yang modern dihadirkan dengan penempatan bathup di dalamnya. Permainan jendela kaca dimanfaatkan untuk memaksimalkan pencahayaan dari luar yang masuk ke dalam ruang kamar.

    Menuju kamar anak yang berada di atas, beberapa hiasan kerajinan kipas Palembang dan lukisan burung yang terbuat dari cengkeh mewarnai setiap dinding. Kamar anak dikonsep untuk menyambut kehadiran buah hati dari anak pertamanya. “Konsep kamar agak ceria, dihadirkannya banyak koleksi-koleksi boneka untuk menyambut kelahiran anak pertama saya,” ungkap Lutfi anak sulung Lies.

    Diakhir perbincangan Lies menambahkan bahwa rencana kedepan akan ada penambahan taman di samping rumah. “Rencana saya akan menambahkan space untuk taman di samping rumah dengan konsep batu alam disekelilingnya. Agar kesan hunian tropis di dalam hunian saya semakin kuat,” pungkasnya. Yanti-red

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain