Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Hotel Besar Purwokerto, Tempat Menginap Sejak 1930

    Hotel Besar Purwokerto
    Resepsionis dan Selasar Hotel Besar Purwokerto
    Ciri khas Bangunan Kolonial Hotel Besar Purwokerto
    Kamar tipe Diamond dan tipe Rubby Twin bed
    Taman di Tengah Bangunan dan Isabela Riyanti Operational manager Hotel Besar Pur

    Mau berkunjung ke Purwokerto? Ibu kota Kabupaten Banyumas tersebut kian hari semakin menancapkan taringnya sebagai salah satu kota yang patut dikunjungi untuk mendapat aneka jenis wisata. Terdiri dari 4 kecamatan, Purwokerto menyajikan keunikan di setiap sudutnya. Dari segi penginapan atau hotel, Purwokerto beberapa tahun terakhir ini mulai dilirik investor. Hal ini terlihat dengan sudah dibangunnya hotel-hotel berkelas. Selain itu lokasi Purwokerto yang sering dijadikan kota transit menyimpan potensi untuk penyediaan penginapan yang mumpuni. Namun ditengah pembangunan hotel bergaya modern, di salah satu sudut kota yang terkenal dengan panganan mendoan tersebut terdapat sebuah hotel dengan gaya klasik dan sudah berumur puluhan tahun.

    Terletak di Jalan Jendral Soedirman 732, penginapan tersebut bernama Hotel Besar. Harapan agar hotel tersebut tumbuh semakin besar mungkin tersemat saat sang pemilik mendirikan bangunan. “Hotel Besar ini sudah dibangun sejak tahun 1930, menurut sejarah yang ada hotel ini merupakan salah satu hotel tertua di Purwokerto. Sudah termasuk sebagai bangunan cagar budaya,” terang Operational Manager, Hotel Besar, Isabella Riyanti.

    Sebagai salah satu bangunan cagar budaya Purwokerto membuat pihak pengelola hotel tidak dapat mengubah secara keseluruhan bentuk bangunan hotel. “Sebagai bangunan cagar budaya kami tidak bisa mengubah secara keseluruhan bangunan tua ini. Hanya beberapa sudut saja dan sifatnya hanya peremajaan. Tampilan muka bangunan ini masih asli sejak pertama dibangun hanya saja, catnya yang sudah diperbarui,” ungkapnya penuh semangat.

    “Dulu hotel ini terkenal dengan kamar-kamarnya yang luas, lalu kami rubah. Dulu hanya 20 kamar, lalu berkembangnya waktu kami ubah jadi 35 kamar, melihat potensinya yang semakin bagus rencana kami akan mengembangkan jadi sekitar 75 kamar. Kami masih ada sisa lahan di bagian belakang. Dari data yang kami miliki ocupancy bisa mencapai 70% perbulannya. Tamu yang menginap memang beragam, kedekatan lokasi kami dengan pasar Wage cukup berpengaruh, selain itu tamu keluarga juga tak kalah dominan,” tambah lulusan perhotelan tersebut.

    Menyusuri setiap sudut bangunan Hotel Besar setiap tamu akan mendapatkan suasana yang berbeda dibanding dengan hotel-hotel modern pada umumnya. “Selain sebagai bangunan cagar budaya, kami tetap mempertahankan konsep kami sebagai hotel keluarga. Sebenarnya dengan lokasi kami cocok jika dibangun sebagai hotel modern, namun kami berpikir, dengan konsep sekarang kami menjual penginapan dengan kekhasan tersendiri,” ungkap Isabella yakin.

    Nuansa khas bangunan klasik terasa betul ketika tamu menginap di kamar-kamar yang disediakan. “Kami menawarkan 5 tipe kamar bagi tamu yakni Diamond, Ruby, Zircon, Zenith, dan Opal. Kamar Diamond merupakan kamar dengan konsep family, fasilitas dalam kamar ini sudah komplit. Cocok bagi tamu-tamu keluarga,” ujarnya.

    Kamar tipe Diamond tersebut terletak di bagian belakang bangunan utama. “Ada 6 unit kamar tipe Diamond, lokasinya memang terpisah dengan bangunan utama, namun disitu letak keunggulannya. Setiap kamar tersebut memiliki denah ruang yang dilengkapi dengan mini bar di dalamnya, ada teras private, dan mobil tamu dapat langsung parkir di depan taman,” terang Isabella.

    Kekhasan bangunan tersebut terasa sejak memasuki area resepsionis di bagian depan. Dalam area tersebut nuansa masa lampau terasa berkelas dengan tampilan yang simpel. Resepsionis siap sedia menerima tamu 24 jam. Beberapa kain batik semacam galeri dan beberapa furnitur bergaya klasik kolonial disajikan untuk menambah khas nuansa klasik. Pada salah satu sudut dinding terpasang dua buah foto lamanya yang merupakan pendiri dan cucu Hotel Besar.

    “Dua foto tersebut merupakan pendiri dan cucu pemilik Hotel ini, namanya Po Cho Shia pemilik hotel ini. Dulunya beliau punya bisnis jamu,” terang generasi keempat dari pemilik hotel tersebut. Suasana bangunan lama semakin terasa tatkala menyusuri selasar yang menghubungkan dengan kamar-kamar di bagian belakang. Di kanan kiri selasar tersebut merupakan kamar-kamar. Tampilan kusen pintu dan daun pintu yang tinggi besar menjadi khas bangunan jaman kolonial.

    Ujung selasar tersebut terdapat sebuah ruang tamu yang dikonsep senyaman mungkin layaknya ruang tamu sebuah rumah. “Ruang tamu ini kami sajikan senyaman mungkin. Kami berharap setiap tamu yang bersantai di ruang ini dapat merasakan seperti di rumah sendiri,”ujar wanita cantik kelahiran 1989 tersebut. Penataan furnitur terkesan simple namun terasa hangat untuk bersendau gurau bersama teman atau sesama tamu.

    Sentuhan bangunan klasik kolonial yang masih utuh antara lain adalah pada tembok pembatas ruang tamu dengan area kamar-kamar di belakangnya. Pintu dengan gaya lengkung-lengkung pada sisi kanan kiri ruangan serta jendela berukuran jumbo dengan gaya klasik menyuguhkan pemandangan yang sudah jarang ditemukan pada hotel-hotel di Purwokerto.

    Di belakang ruang tamu inilah letak keistimewaan konsep Hotel Besar tersaji. Taman nan hijau hadir sebagai center point diletakan di tengah-tengah bangunan yang diapit oleh kamar-kamar. “Inilah sesuatu yang berbeda yang kami tawarkan. Kamar-kamar di area ini akan menghadap langsung ke area taman. Kami suguhkan kenikmatan menginap di tengah kota namun dengan udara yang masih segar,” tunjuknya.

    Hotel yang ditawarkan pada kisaran harga mulai dari 190 ribu hingga paling mahal di angka 390 ribu tersebut memang menyuguhkan sebuah aksesibilitas yang mudah untuk dijangkau maupun menjangkau berbagai sarana pemenuhan hidup di sekitarnya. “Lokasi kami tepat di jalur utama Purwokerto. Relatif dekat dengan stasiun, pasar Wage yang terkenal di Purwokerto, dekat alun-alun, mau cari oleh-oleh khas Purwokerto juga cukup mudah dijumpai disekitaran hotel, untuk menjangkau berbagai tempat wisata juga tergolong mudah, karena kami memang terletak di tengah kota, namun suasana yang kami tawarkan lebih baik,” terang Isabella yang sudah 2 tahun mengelola Hotel Besar.

    Berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 885 m² Hotel Besar menyuguhkan kualitas pelayanan yang prima. Hotel tersebut terbilang cukup nyaman dibandingkan dengan harganya. Senyum ramah dari para pegawai akan menyambut setiap tamu yang datang. Yang tak kalah menarik adalah, meski bangunan tersebut tergolong tua namun kebersihan dan pelayanan menjadi hal utama yang disajikan oleh pihak pengelola.

    “Meski bangunan kami sudah berumur namun kami menerapkan manajemen modern. Service yang baik, bahkan mengarah ke sistem kekeluargaan namun tetap profesional adalah hal yang selalu kami jaga, karena kami sadar setiap tamu yang menginap menginginkan kenyamanan, maka kami selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kami,” ujar wanita kelahiran 9 April 1989 tersebut. Greg – red

    HOTEL BESAR
    Jl. Jend. Sudirman 732, Purwokerto, 53141
    Reservasi : (0281) 636111
    Fax. (0281) 628070
    Email : hotelbesarpurwokerto@gmail.com
    hotelbesarpurwokerto.blogspot.com

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain