Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Sulaman Eksotik Kayu & Batu Omah Jowo Heru Suprihantono

    Heru Suprihantono dan Hanai Kobayashi bersama sang putra
    Sulaman Eksotik Kayu & Batu Omah Jowo Heru Suprihantono
    Teras depan rumah bernuansa alami dan table set klasik area ruang tamu
    Area outdoor teras samping dengan kolam ikan
    Kamar tidur utama dengan ranjang kayu lawasan

    Membangun rumah sesuai dengan karakter sang penghuni rumah merupakan dambaan setiap orang. Rumah dapat mencerminkan karakter penghuni. Mulai dari kebiasaan, aktifitas, hobi sampai dengan pola pikir pemilik rumah dapat dicerminkan dalam lingkungan rumah itu sendiri. Perlu kecermatan dalam menata ekterior maupun interiornya demi mendapatkan hasil yang maksimal. Bagaimana pola hubungan antar ruang, pernak-pernik, dan furnitur sebagai penghias ruangan dapat terkoneksi menjadi satu kesatuan karakter yang kuat. Kesan bangunan dengan karakter yang kuat tersebutlah yang coba dibangun oleh Heru Suprihantono ke dalam huniannya. Pria yang memiliki usaha dibidang produksi tegel motif ini memberikan sentuhan unik, antik, sekaligus kreatif dalam pembangunan rumahnya yang berada di Dusun Bangen, Bibis, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

    Terlihat dari kejauhan, rumah yang berada di antara rimbunnya pepohonan besar di sekitarnya tersebut nampak berbeda dari rumah-rumah di kawasan itu. Lepas dari jalan kampung, terdapat sebuah jalan setapak yang akan mengantarkan menuju bangunan utama rumah yang berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 5000 m² tersebut. Bangunan utama berupa limasan yang dikombinasikan dengan dinding batuan alam menghadirkan kesan nan artistik dari rumah tersebut. “Sebenarnya memang tidak ada konsep pasti dalam membangun rumah ini. Awalnya saya memang dari dulu suka sekali dengan rumah Jawa dan juga kayu-kayu lawasan. Jadi dalam membangun rumah ini hanya mengikuti keinginan saya dan istri saja, karena kami berdua sama-sama menyukai sesuatu yang unik namun menyimpan sisi artistik di dalamnya,” ujar Heru.

    Memasuki area teras depan rumah yang telah ditempati sejak 4 tahun lalu tersebut, kesan klasik ditampilkan lewat aplikasi pintu dan jendela kayu lawasan. Pada bagian dinding juga didominasi oleh material batuan alam, ditambah dengan lantai tegel polos klasik. Sebuah kombinasi menarik yang semakin memperkuat kesan artistik bangunan. Pada area teras depan terdapat beberapa kursi kayu kuno dengan meja kayu memanjang sebagai tempat duduk bagi tamu yang datang sembari menikmati suasana alam sekitar yang masih didominasi perbukitan dan hutan. Heru mengatakan hampir semua bahan bangunan, khususnya pernak-pernik kelengkapan rumah tersebut memanfaatkan bahan material bekas. “Sebelum membangun rumah ini, saya memang sudah mengumpulkan beberapa kayu-kayu bekas bongkaran rumah Jawa. Istilahnya ya nabung kayu dulu. Selain itu, banyak juga furnitur-furnitur seperti meja dan kursi di rumah ini yang sudah saya koleksi sebelumnya. Jadi ketika membangun rumah ini tinggal menyesuaikan bentuk dan layout ruangan dengan material yang sudah ada. Intinya saya hanya ingin memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar sini saja,” imbuhnya.

    Pembangunan rumah benar-benar dinikmati owner disetiap jengkal perkembangan rumahnya. Prinsip utama dalam membangun hunian ini ialah kedinamisan sehingga tidak akan menimbulkan kesan monoton yang akhirnya akan menimbulkan kebosanan. Dapat dilihat dari setiap sudut ruang, ada perbedaan split level, yaitu naik turun menyesuaikan kontur tanah, jalan ruang yang terkesan berkelok dengan batas-batas furnitur kuno, antik, dan dari barang bekas. Untuk material batu pun sengaja menggunakan batu lokal dari sekitar kawasan Bangunjiwo dan Pajangan yang memang sudah terkenal sebagai daerah penghasil batu alam.

    Masuk ke dalam ruang utama, terdapat satu set alat musik gamelan lengkap yang tersusun rapi di dalam ruangan. Bukan tanpa alasan terdapat alat musik gamelan di rumah tersebut, karena istri dari Heru Suprihantono, Hanai Kobayashi yang merupakan warga negara Jepang merupakan pecinta seni musik gamelan. Bahkan sang Istri pernah mempelajari tentang gamelan di Institut Seni Indonesia yang menjadi awal pertemuannya dengan Heru. Pada sisi lain ruang tengah terdapat sebuah table set klasik yang difungsikan sebagai ruang tamu. Aplikasi tegel motif pada lantai dan lampu gantung kuno semakin menambah kesan klasik pada ruangan tersebut. “Dulu itu istri saya sangat suka dengan gamelan dan sengaja datang ke Indonesia untuk belajar langsung tentang alat musik tersebut di ISI. Disitulah awal mula pertemuan kami. Kemudian saat membangun rumah ini, istri saya juga inginnya ada alat musik gamelan di dalam rumah,” papar Heru.

    Bergeser lebih ke dalam ruangan rumah tersebut, terdapat area kitchen yang bersebelahan dengan ruang makan. Area dapur dikonsep terbuka dengan nuansa rustic lewat aplikasi kitchen set bertema unfinished berbentuk memutar yang unik. Lantai pada area dapur sengaja dibuat dengan tegel berwarna acak sehingga menampilkan kesan unik nan artistik. Pada salah satu sisi area dapur, nampak table set kayu kuno yang difungsikan sebagai meja makan keluarga. Tepat di samping meja makan, terdapat cabinets kayu klasik tempat menyimpan berbagai koleksi buku yang tertata rapi di dalamnya sekaligus menjadi penyekat ruangan. Masih berada di ruangan tengah, terdapat sebuah kamar tidur bernuansa klasik dengan dekorasi sederhana. Pintu kamar mengaplikasikan gebyok kayu lawasan yang memberikan sentuhan rumah Jawa yang kental. Bagian dalam kamar tidur tersebut dihiasi berbagai macam dekorasi unsur kayu bernuansa klasik, seperti almari dan dinding dari gebyok kayu. Lantai juga masih mengaplikasikan tegel motif yang semakin memperkuat konsep klasik yang diusung.

    Beralih menuju kamar tidur utama dari rumah yang memakan waktu kurang lebih satu tahun dalam masa pembangunannya tersebut, nuansa klasik nampak begitu terasa dengan aksen dekorasi dan furnitur yang digunakan. Sebuah tempat tidur king size dengan ranjang kayu bergaya klasik terletak tepat di tengah kamar tidur. Ranjang tidur kayu tersebut dilengkapi dengan kain kelambu sebagai penghalau nyamuk dan serangga yang menambah nuansa klasik. Pada sisi tempat tidur terdapat sebuah cabinets kayu bergaya serupa lengkap dengan pernak-pernik pelengkap yang tertata rapi di atasnya. Aplikasi lantai tegel motif menghiasi kamar tidur yang semakin mempercantik dekorasi di dalamnya.

    Konsep yang menarik juga dapat ditemui di area belakang rumah, yaitu pada fasilitas kamar mandi. Bathroom tersebut memiliki bentuk ruangan yang membulat mengikuti bangunan bagian belakang dimana ruangannya terbagi 2 tepat di tengah dan pintu kamar mandi keduanya saling berhadapan. Bagian dalam kamar mandi dihiasi dengan mozaik dari pecahan keramik yang membentuk lukisan-lukisan nan artistik. Bathroom tersebut juga dilengkapi fasilitas modern demi mengakomodasi kebutuhan keluarga. “Konsep yang unik justru ingin saya hadirkan di dalam fasilitas kamar mandi. Selama ini kan kecenderungan orang kalau berada di kamar mandi rasanya tidak nyaman dan cenderung tidak ingin berlama-lama di dalamnya. Namun bagi saya, kamar mandi harus dibuat senyaman mungkin. Di dalamnya harus dapat menghadirkan kenyamanan dan membuat betah. Jadi saya juga berusaha menghadirkan sisi artistik dan fasilitas modern di dalamnya,” pungkas Heru mengakhiri perbincangan. Farhan-red

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain