Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Gaya Mediterania 'Rumah Kastil' Sulcha

    rumah mediterania
    arsitektur unik
    rumah kastil jogja
    model rumah jogja

    Rumah itu bagaikan oase di tengah padang gurun. Tempat melepas penat dan lelah dari aktifitas seharian. Tempat munculnya ide dan kreatifitas serta tempat berkumpul bersama keluarga dan memupuk kasih sayang. Itulah rumah menurut Sulcha Prihasti SE, MM.

    Hobinya akan travelling dan menjelajah ke berbagai tempat secara tidak langsung mempengaruhi konsep hunian seorang mantan pejabat perbankan ini. Nampak dari luar, rumah yang berada di Jalan Nangka II/199 A, Karangnongko, Maguwoharjo, Depok , Sleman ini kelihatan begitu menonjol dengan adanya bangunan persegi empat dengan atap berbentuk kerucut yang menjulang di bagian atap rumah layaknya sebuah menara. Di bangunan yang mirip dengan menara ini terdapat beberapa garis-garis yang memanjang di keempat sisinya yang difungsikan sebagai ventilasi. Sebuah balkon berbentuk melengkung menyatu dengan sebuah kamar di lantai 2 yang dipisahkan oleh sebuah pintu. Balkon ini mengingatkan kita akan cerita-cerita roman klasik masa lalu. “Rumah ini terinspirasi ketika saya berkunjung ke Austria dan memasuki sebuah kastil yang memiliki arsitektur unik dan megah,” beber Sulcha.

    Memasuki halaman rumah kita akan melewati beberapa anak tangga sebelum menuju ke pintu utama karena bangunan rumah ini lebih tinggi daripada bibir jalan. Beberapa tanaman hias berjejer cantik bersebelahan dengan pagar pembatas rumah. Rindangnya pohon mangga menawarkan kesejukan dan sebagai penghalang alami teriknya matahari. Nampak begitu hijau dan menyegarkan mata. Sebuah step holding dari batuan kali dengan taburan kerikil putih di pinggirannya nampak mengular hingga hilang di samping rumah. “Tanah rumah ini saya uruk 80 cm dari jalan biar tinggi agar angin leluasa masuk. Pepohonan dan tanaman ini sengaja saya tanam. Selain sebagai perindang dan hiasan juga agar menahan debu yang terbang bersama angin,” terang Sulcha yang tinggal di rumah ini sejak tahun 2001.

    Melangkahkan kaki memasuki ruang tamu, kesan sejuk, tenang, dan ramah langsung dapat dirasakan dengan interior ruangan yang didominasi warna hijau-putih. Sebuah guci bermotif cina dengan kaca bulat di atasnya yang difungsikan sebagai meja terdapat di tengah ruangan. Beberapa kuncup bunga dengan beraneka warna yang terbuat dari kaca nampak manis sebagai hiasan. Sofa dengan warna hijau-putih nampak senada dengan lantai yang juga berwarna sama. Sebuah cermin menempel di dinding berwarna hijau. Cermin ini memantulkan bayangan yang ada di depannya sehingga menambah kesan luas dan lapang di ruang tamu. Sedangkan dinding di seberangnya terdapat lukisan kaligrafi yang diapit hiasan piring mempercantik tampilan ruang tamu. Piring-piring yang menghiasi rumahnya didapat Sulcha di pedalaman Sumatera.

    Menuju ruang keluarga kita akan menaiki beberapa anak tangga lagi. Area ruang tamu dan ruang keluarga dipisahkan oleh dinding melengkung yang dibalut kayu pada bagian bawahnya. Pemisahan kedua area ini dipertegas lagi dengan adanya empat tonggak pilar yang sela-selanya dimanfatkan Sulcha sebagai etalase pajangan cinderamata dari hobinya travelling. Warna coklat yang dominan di ruangan ini menimbulkan nuansa hangat. Warna coklat gelap dipilih sebagai warna sofa yang terletak di tengah ruang keluarga ini. Sebuah meja kaca dengan keramik gajah yang didapatnya di Thailand digunakan sebagai dudukannya dengan beralaskan karpet coklat mempermanis ruangan ini. Meja ini selain artistik juga praktis. Ketika ada arisan atau acara, tinggal di angkat per bagian saja sehingga tidak terlalu merepotkan. Lemari TV dari kayu dengan latar belakang foto keluarga berukuran besar menempel di dinding. “Desain dan penataan interior ini saya buat sendiri. Sofa di ruang tamu dan ruang keluarga, saya yang desain, termasuk meja TV. Karena saya suka memasak, lampu dinding saya buat berbentuk periuk dan kukusan. Karena anak perempuan saya suka kura-kura, saya buatkan lampu berbentuk kura-kura yang saya taruh di dinding tangga,” ujar ibu dua anak ini. Sebuah lampu nampak menjuntai dari langit-langit ruangan yang tinggi. Langit-langit ruangan yang tinggi selain sebagai penghawaan alami juga sebagai perwujudan impian Sulcha akan sebuah atap kastil yang tinggi.

    Di sisi selatan ruang keluarga terdapat sebuah pintu samping yang menghubungkan dengan bagian teras rumah. Ruang keluarga ini mempunyai view ke taman belakang yang dipisahkan oleh sebuah pintu besar dengan hiasan mozaik bunga tulip berwarna merah. Tirai putih yang dipadu dengan tirai coklat mempercantik tampilan pintu. Mozaik bunga tulip ini juga menjadi penghias pada kedua daun jendela yang mengapit pintu besar tersebut. Nuansa klasik Eropa abad pertengahan kian kental dengan teralis-teralis yang menghiasi kedua jendela tersebut. Bunga-bunga tulip itu terinspirasi ketika Sulcha berkunjung ke Belanda dan Ia terpesona ketika mendapati setiap rumah di belanda selalu terdapat tanaman bunga tulip di bagian jendelanya.

    Rumah yang mempunyai luas 500 m² ini terdiri dari 2 lantai yang dihubungkan dengan sebuah tangga dengan railing berbentuk sulur-sulur tanaman yang melengkung apik. Menapaki satu-persatu anak tangga berwarna coklat bata dengan hiasan keramik, sampailah kita di bordes tangga yang agak menjorok ke dalam yang dimanfaatkan Sulcha sebagai ruang kerjanya. Di bordes ini juga terdapat musholla dan ruang wudhu. Mendaki ke atas lagi, sampailah kita di lantai dua. lantai dua ini diperuntukkan untuk aktivitas dan kamar tidur anak. Di lantai dua ini kita akan menjumpai sebuah TV yang dikelilingi beberapa sofa. Di lantai ini hanya terdapat 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Sebuah selasar terdapat di bagian luarnya. Dari selasar ini, kita dapat menikmati pemandangan lingkungan sekitar nampak dari atas.” Lantai 2 saya khususkan untuk kegiatan dan aktivitas anak-anak. Bila ada teman yang main atau menginap supaya tidak canggung dan kikuk. Saya melarang ada TV di setiap kamar. Kamar mandi hanya ada 1 di lantai atas dan saya letakkan di luar. Karena saya kangen suasana ramai anak-anak ketika merebutkan remote TV atau suara gedor-gedor pintu kamar mandi di pagi hari. Suasana nampak begitu hidup,” terang wanita pengusaha café dan boutique busana muslim ini sambil tersenyum.

    Sisi bagian bawah tangga terdapat sebuah lorong yang menghubungkan antara ruang keluarga dengan dapur bersih serta tembus langsung ke garasi mobil. Dari dapur bersih kita menuju ke ruang makan. Untuk menuju ke ruang makan, kita akan melewati sebuah meja bar yang terbuat dari kayu. Meja bar itu dipercantik dengan tiga lampu yang menggantung di bagian atasnya. Nuansa coklat masih mendominasi di ruang makan. Sebuah meja persegi berukuran besar terletak di tengah ruangan dan dikelilingi dengan beberapa kursi kayu dengan sandaran tinggi. Meja persegi tersebut dibalut kain putih bersih yang berenda. Sebuah tudung saji dari anyaman enceng gondok tergeletak di atasnya. Dari ruang makan kita dapat melihat taman dan kolam yang juga dapat dinikmati dari ruang keluarga. Taman dan kolam ini agak menjorok ke bawah. Kolam yang berisi ikan koi ini nampak asri dengan beberapa tanaman yang memayunginya. Pot-pot tanaman anggrek yang menggantung di kanopi teras belakang semakin menambah semarak taman itu.

    Di samping taman tersebut terdapat sebuah kandang tempat tinggal Bobo. Bobo adalah Kucing Anggora berbulu hitam panjang dan lucu peliharaan keluarga Sulcha. Taman ini sering digunakan Sulcha dan keluarganya untuk bebakaran atau barbeque. “Taman belakang saya buat turun ke bawah supaya ikan-ikannya dapat dilihat dari atas (dari ruang keluarga maupun ruang makan) dan kalau melihat secara sejajar kurang indah. Impian saya itu punya rumah meskipun di Jogja tapi suasananya kayak di villa. Hiruk pikuk ramai jalan tidak terlalu terdengar karena diredam oleh tanaman. Rumah yang lapang, udara dan cahaya dari berbagai arah. Karena itu rumah ini banyak sekali bukaannya dan tanpa sekat,” papar Sulcha. Keinginan-keinginan Sulcha akan sebuah tempat tinggal dapat ditangkap dan diwujudkan oleh Ir. Purwanto, teman sekaligus orang yang merancang desain arsitektur rumah.

    Sebuah jalan setapak menghubungkan kolam dengan dapur kotor dan sebuah tangga di bagian belakang. Tangga ini menuju ke lantai 2 dimana terdapat ruang service yang meliputi ruang cuci, jemuran, setrika dan kamar pembantu. Bagaimana? Tertarik mengikuti jejak Sulcha dengan menghias huniannya dengan pernak-pernik cinderamata yang didapatnya dari travelling atau jalan-jalan ke berbagai tempat? Atau konsep hunian kastil abad pertengahan? Apapun itu, semoga dapat memberi inspirasi bagi Anda. Ganang-Red

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain