Gerbang

LAVENDER PERMAI --- PILIHAN POROS JALAN MAGELANG
Pada awal Maret 2013 ini resmi dipasarkan Lavender Permai, salah satu kawasan hunian yang memenuhi semua kriteria dan selera konsumen sebagai salah satu alternatif hunian papan atas di Jogja utara.

Terkait dengan sebuah hunian, lokasi sangat menentukan nilai sebuah rumah. Meskipun pada akhirnya hanya menjadi hunian pribadi, namun memiliki rumah tetaplah sebuah investasi. Dalam era seperti sekarang ini, meningkatnya nilai sebuah rumah sangatlah ditentukan oleh seberapa strategis posisi rumah tersebut. Strategisnya sebuah rumah turut pula ditentukan oleh prospektif atau tidaknya sebuah lokasi perumahan.

Tak jauh dari lokasi Taman Pleret Asri juga terdapat beberapa perumahan yang juga menyasar segmentasi kelas menengah. Pondok Indah Banguntapan, garapan PT. Jogja Graha Selaras hadir sebagai salah satu pilihannya. Pondok Indah Banguntapan berjarak 1 km dari Jalan Raya Pleret, menawarkan sebuah lokasi perumahan yang masih asri. Jaraknya yang tak jauh dari Jalan Raya Pleret memudahkan konsumen untuk menjangkau berbagai sarana pembangkit lingkungan di seputaran jalan tersebut. Pondok Indah Banguntapan berdiri di luas lahan 1, 5 hektar dengan jumlah kavling 130 unit. Terdapat tiga pilihan tipe rumah, tipe 36, tipe 40, dan tipe 45. Untuk tipe 36/72 ditawarkan pada kisaran harga 159 jutaan, tipe 40/80 ditawarkan pada kisaran harga 200 jutaan, dan tipe 45/90 ditawarkan pada kisaran harga 230 jutaan. Harga ini menjadi berbanding seimbang dengan lokasi dan konsep kawasan yang dihadirkan. “ Kami mengusung konsep rumah dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat segmentasi menengah. Hal ini merupakan konsistensi kami dalam usaha penyediaan rumah bagi kalangan pasar menengah dan menengah bawah,” terang Rama A. Adam, Direktur PT. Jogja Graha Selaras. Lebih lanjut menurut Agus Farhan, Koordinator Proyek Pondok Indah Banguntapan, “ Penyediaan rumah bagi segmentasi kelas menengah, menengah ke bawah merupakan salah satu tanggung jawab Jogja Graha Selaras untuk melayani konsumen sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya”.

Salah satu pengembang baru yang cukup jeli melihat potensi pasar adalah PT. Solusindo Jitu dengan produknya Pondok Hinggil Bangunjiwo Residence. Perumahan yang mulai soft launching pada bulan April 2012 kemarin menunjukkan prospek penjualan yang cukup bagus. Pondok Hinggil Bangunjiwo Residence menawarkan sebuah lokasi yang relatif menarik, karena di lingkungan tersebut sudah terbentuk sebagai kawasan perumahan. Pondok Hinggil Bangunjiwo mengusung konsep bangunan Mediteran. Karakter yang kuat untuk sebuah rumah tinggal tergambar pada bangunan rumah ini. “ Menurut saya rumah bergaya mediteran itu lebih memiliki art, tidak hanya polosan saja, selain itu jika di cermati rumah bergaya ini lebih terlihat kokoh,” terang Katmiko, Dirut PT. Solusindo Jitu. Sejak April 2012 di launching perumahan ini menunjukkan bahwa rumah tipe 40 merupakan paling banyak diminati konsumen. Rumah tipe 40 di perumahan Pondok Hinggil bangujiwo memiliki denah ruang, dua kamar tidur berukuran 2,75 m x 2,75 m, kamar mandi, ruang tamu dan ruang keluarga berukuran 2,65 meter, serta ruang makan yang bersandingan dengan dapur bersih.

Tingginya pertumbuhan daerah akan berbanding seimbang dengan permintaan rumah tinggal. Secara nasional ketidakseimbangan antara supply and demand telah membuat backlog sebesar 13,6 juta rumah atau 800.000 per tahun. Di kota Jogja sendiri di tahun 2009 menurut data REI backlog sudah terjadi sebesar 91.000. Di tahun ini kebutuhan akan rumah di Jogja mungkin sudah di atas 100 ribu unit. Dari tingginya permintaan akan rumah tersebut sampai saat ini 80% dipenuhi oleh swadaya atau mereka membangun sendiri sedangkan 20% biasanya disediakan oleh sektor perumahan. Perkembangan properti Jogja memang sedang berada pada posisi yang cukup bagus. Banyak developer memiliki keyakinan di tahun 2013 potensi properti Jogja masih cukup prospektif untuk digarap. Terutama pemenuhan rumah bagi masyarakat segmentasi menengah, menengah bawah.

KONSEP VILLA-HOTEL
Penjualan properti yang cepat juga dirasakan oleh PT. Graha Abadi Santosa, dengan produknya Horison Gambir Anom. Horison Gambir Anom menawarkan konsep properti yang berbeda dengan umumnya, yaitu dengan sistem menjual villa-hotel (villatel). Konsep ini terbilang baru bagi konsumen di Solo, merupakan villa yang di jual secara freehold, dalam artian pembeli memiliki villa –hotel selamanya dengan adanya bukti kepemilikan dari Badan Pertanahan Nasional. Horison Gambir Anom berada di Kabupaten Boyolali, namun memiliki kedekatan untuk mencapai Karanganyar dan Solo kota. Horison Gambir Anom menawarkan sebuah konsep properti yang memang digunakan untuk sebuah investasi. Investasi semacam ini ternyata mendapat respon baik dari konsumen properti Solo dan sekitarnya. Terbukti dari penjualan Horison Gambir Anom yang sangat baik, dari 50 unit yang ditawarkan dalam satu tahun kini hanya menyisakan beberapa unit saja. Melihat respon yang bagus, maka ke depan PT. Graha Abadi Santosa akan melebarkan sayapnya dengan membuka 50 unit lagi.

SOLO LEBIH BERAGAM
Pasar properti Solo masih menunjukkan permintaan yang masih tinggi untuk digarap. Banyak pengembang di area Solo masih memiliki keyakinan pasar properti masih cukup baik, atau bahkan akan mengalami kenaikan. Pertumbuhan properti pun terus mengalami perkembangan, hal ini terlihat dari banyaknya pengembang-pengembang baru yang ikut meramaikan pasar properti atau pengembang lama yang terus melebarkan sayapnya. Banyaknya pengembang yang membuka lahan akan semakin memeriahkan pasar dan konsumen akan semakin dimanjakan dengan banyak pilihan. Beragam pilihan tipe rumah dengan berbagai kemudahan dan fasilitas pendukungnya, berusaha menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Penyebaran pasar properti Solo kini lebih banyak tumbuh di daerah penyangga pusat kota, seperti di Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo dan Boyolali.

Industri properti menjadi salah satu lokomotif untuk perkembangan ekonomi di suatu daerah, khususnya sektor ekonomi riil. Jika properti tumbuh maka akan banyak sektor ekonomi terkait akan ikut berkembang. Hampir di berbagai daerah telah mengalami pertumbuhan properti ke arah yang lebih positif. Daerah Klaten dan Solo pada umumnya kini tengah mengalami pertumbuhan permintaan pasar properti yang terus meningkat. Letak kota Klaten yang berada di antara kota Jogjakarta dan Solo, menawarkan lokasi-lokasi strategis untuk menjangkau 2 kota tersebut. Sedangkan di sekitaran kota Solo juga menunjukkan pertumbuhan properti yang lebih menggairahkan. Pasar properti akan tumbuh pesat di daerah penyangga Surakarta, seperti Karanganyar, Sukoharjo dan Boyolali. Akan banyak perumahan baru yang menyasar para kaum pekerja yang selama ini mengadu nasib di daerah yang sering disebut Surakarta.Lokasi-lokasi baru di Klaten dan Solo menawarkan beragam tipe rumah dengan harga yang lebih terjangkau bagi pasar daerah tersebut. Di Solo sendiri kini banyak bermunculan pengembang-pengembang baru yang akan semakin menyemarakkan pasar properti di daerah-daerah penyangga kota Surakarta. Kabupaten Karanganyar tepatnya di daerah Colomadu saat ini tengah menjadi sasaran empuk para pengembang di Solo maupun investor untuk mendirikan perumahan di kawasan tersebut. Daerah penyangga lainnya seperti Kabupaten Boyolali yang berdekatan dengan Surakarta juga nampak pertumbuhan properti yang menggairahkan. Daerah Gentan, dan Solo Baru yang terletak di Kabupaten Sukoharjo telah tumbuh sebagai area perumahan dengan berbagai segmentasi pasar di dalamnya.

Pembangunan di wilayah barat kota Jogjakarta sedikit demi sedikit makin terlihat nyata. Terbukti sudah ada investor kelas kakap bidang properti yang mulai mengekspansi kawasan ini seiring dengan perbaikan infrastruktur. Bergesernya pola penyebaran perumahan ini, juga mengikuti arah dari perluasan kota. Kebijakan pemerintah mengembangkan daerah pinggiran menjadi daya tarik tersendiri dalam bisnis properti. Rencana pembangunan Bandara Internasional di Kulon Progo ikut menggairahkan sekaligus menambah daya tarik bagi pengembang maupun konsumen untuk berinvestasi di Jogja barat. Wilayah Jogja bagian barat tahun 2012 yang lalu sudah berkembang menjadi kawasan alternatif pengembangan perumahan, khususnya di daerah Sleman dan Bantul. Di poros jalan nasional Jogja – Wates, mulai bermunculan sarana pembangkit lingkungan. Kehadiran Kampus Terpadu UMY dan berbagai kampus lainnya yang berada di poros ring road barat – ringroad selatan Jogjakarta,
membuat hiruk pikuk perekonomian di wilayah tersebut semakin terasa. Mulailah bermunculan kampus-kampus lain yang ikut 'parkir' di kecamatan Gamping Sleman, maupun kecamatan Kasihan Bantul. Fasilitas penunjang lainnya ialah mulainya beroperasinya Rumah Sakit PKU di jalan Jogja - Wates km. 6 dan banyak dibangunnya pusat-pusat perniagaan di kiri kanannya, mulai dari pasar tradisional sampai minimarket.

Dengan poros emasnya, yakni Gejayan – Ambarukmo – Babarsari – Maguwo, tak berlebihan rasanya jika kecamatan Depok diberi predikat ibukota bisnisnya Kabupaten Sleman. Bagaimana tidak, poros emas Depok ini di kelilingi kampus – kampus ternama Jogjakarta, seperti STIE YKPN, UPN, Atmajaya, UII, UIN, Sanata Dharma, UNY bahkan UGM. Mudahnya akses transportasi serta sudah terintegrasinya semua akses jalan protokol di kecamatan Depok dengan ringroad utara - ringroad timur - jalan laksda Adisucipto yang langsung terhubung ke jalan raya Jogja – Solo. Fasilitas lain yang tak kalah penting ialah fasilitas kesehatan. Akses menuju Rumah Sakit Bethesda, Rumah Sakit Panti Rapih, Rumah Sakit Bhayangkara, Jogja International Hospital, dan Rumah Sakit AU (Angkatan Udara). Kehadiran mall terbesar di Jogjakarta yakni Ambarukmo Plaza dan telah beroperasinya Hotel Royal Ambarukmo semakin menggairahkan aktivitas bisnis wisata dan menambah hiruk pikuk di area ini.